Yang terhormat para pembaca buku, penulis, peresensi, mitra toko buku yang telah membantu persebaran dan persemaian gagasan yang tercetak, akhir-akhir ini sebagai pelaku penerbitan yang hampir bisa dibilang temaram dihantam banyak kanal digital, pembajakan buku telah membuat situasi semakin dilematis. Kebutuhan akan menghadirkan konten yang menarik bagai nyala api yang kami hantar kepada khalayak selalu padam di tengah jalan oleh ulah para pembajak buku. Hukum normatif rasanya sudah tak ada lagi taringnya, mereka menjual buku persis di depan mata, menggunakan dana pemerintah untuk melakukan bazaar buku seperti yang terjadi di Kroya, Jawa Tengah kemarin, bahkan yang lebih menyedihkan, buku-buku berkualitas buruk dan tanpa malu menyebut dirinya repro ini dilambungkan melalui algoritma marketplace. Dipilih sebagai salah satu komoditas best-seller, dengan kisah sukses pelapak yang telah memenuhi peringkat bintang lima karena responsnya yang segera, distribusi yang terjangkau dan terakhir harganya yang supermurah.

Harga yang jauh dari normal inilah yang telah menggerus kesehatan usaha buku. Banyak kawan penerbit di Jogja tiarap sementara karena buku bajakan ini. Meski belum dihitung secara presisi, marjin penerbit bisa amblas turun di bawah keuntungan wajar sebuah penerbitan karena pelaku pencetak, penjual, penyebar buku-buku ilegal ini. Dalam kesempatan yang baik ini, ketika netizen melantangkan isu-isu pembajakan dengan segera, dan viral, kami mewakili kelompok penerbit Mizan ingin hadir terus dan menjaga agar isu-isu buku-buku ilegal ini bisa diselesaikan secara tuntas, cukup sampai di sini dan untuk selamanya. Untuk itulah, kami mengundang kawan-kawan untuk secara aktif terlibat mengadukan buku-buku bajakan melalui fanpage…

Tabik,
Sari Meutia

Skip to content