Iran, yang di masa lalu merupakan bagian dari Persia, adalah salah satu negeri dengan peradaban tua dan sejarah yang panjang. Termasuk dalam hal literasi. Negeri yang terletak di Asian Tengah ini merupakan negara dengan tradisi literasi yang sangat kuat. Hal tersebut disaksikan langsung oleh Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman, yang diundang oleh Tehran International Book Fair (TIBF).
“Belum pernah saya begitu takjub melihat antusias masyarakat mencari ilmu dan membaca buku atau terlibat dalam berbagai tahapan diskusi,” kata Arys dalam wawancara dengan TIBF. Yang juga membuat Arys senang adalah banyaknya pelajar dan anak-anak yang datang mengunjungi pameran tersebut. “Saya selalu percaya bahwa masa depan kita akan jauh lebih baik jika dilakukan oleh orang-orang yang banyak membaca sejak usia dini,” kata Arys.
TIBF diselenggarakan di ibukota Iran, Tehran, 8-18 Mei 2024. Menurut Arys, ada kemiripan antara TIBF dengan Indonesia International Book Fair (IIBF), pameran buku yang sudah lebih dari 40 tahun diselenggarakan oleh Ikapi.
“Baik TIBF maupun IIBF mempertemukan penerbit dan penjual buku yang menjual buku kepada pembaca secara langsung, sekaligus mengundang penerbit dan agen sastra untuk bertemu dalam acara penerbit dan terlibat dalam perdagangan atau pertukaran hak cipta di antara mereka. Jadi kedua pameran buku tersebut merupakan acara hybrid yang menyediakan layanan untuk b2b dan b2c juga,” jelas Arys.
Baca juga: Ketua Umum Ikapi Berbagi Lanskap Industri Buku Indonesia di Tehran International Book Fair 2024
Arys juga melihat kesamaan pengunjung TIFB dan IIBF yang meliputi pelajar, anak-anak, ulama, dan keluarga. Perbedaannya, ungkap Arys, pada ukuran tempat dan jumlah peserta. TIBF merupakan acara yang sangat besar dan mempunyai skala 10 kali lebih besar dari IIBF.
Selama di TIBF, selain sempat menjadi narasumber dalam diskusi dengan para ketua aosiasi penerbit, Arys juga bertemu dengan lebih dari 20 penerbit. Arys melihat semangat para penerbit di Iran untuk menerbitkan buku-buku berkualitas bagi pembaca termasuk anak-anak dan dewasa muda.
“Iran dan masyarakatnya memang mempunyai tradisi literasi yang sangat panjang dan itu berarti kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan,” ungkap Arys yang sangat senang diundang oleh TIBF.
“Kesempatan yang saya miliki di sini membuka peluang masa depan untuk menjalin hubungan yang lebih baik antara penerbit Iran dan Indonesia. Tentu saja kita perlu mengembangkan kolaborasi dengan lebih terlibat dalam bidang pertukaran konten seperti buku anak-anak dan dewasa muda, pendidikan tinggi, buku budaya dan sastra. Saya mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara TIBF dan Kedutaan Besar Iran di Jakarta yang mengundang saya untuk melihat apa yang telah mereka lakukan sejauh ini bagi para pecinta buku dan pengetahuan,” pungkas Arys. []
Foto-foto: tibf.ir