Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) beraudiensi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, pada 8/11/2024. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) adalah kementerian baru pada pemerintahan Presiden Prabowo yang merupakan pecahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).

Dalam audiensi tersebut, hadir Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman Nugraha, beserta Pengurus Pusat Ikapi, yakni Sekretaris Umum, M. Nurkholis Ridwan; Waketum Bidang Kebijakan Perbukuan, Yodi Ibrahim; Waketum Bidang Organisasi dan Pengembangan Penerbit, Mappa Tutu; Waketum Bidang Pameran dan Minat Baca, Wahyu Rinanto; dan Waketum Bidang Hukum dan Penanggulangan Pelanggaran Hak Cipta, Syahrir. Selain itu hadir Dewan Pembina Ikapi, Lucya Andam Dewi; Dewan Pertimbangan Ikapi, Utomo Putro; Ketua Ikapi Jakarta, Hikmat Kurnia; Ketua Ikapi DI Yogyakarta, Wawan Arif; Ketua Ikapi Jawa Tengah, Achiyat Ulumuddin Chasan; Kepala Sekretariat Ikapi, Novi Arsianti; serta Kepala Pusat Perbukuan, Supriyatno, S.Pd., M.A.

Arys Hilman menjelaskan berbagai persoalan yang saat ini tengah dihadapi dunia perbukuan nasional. Audiensi ini sendiri dimaksudkan sebagai upaya mencari solusi bersama untuk kembali menggairahkan penerbitan buku nasional yang saat ini hampir sekarat. Menurut Arys, Kemendikdasmen memiliki peran kunci dalam membentuk masyarakat gemar membaca (reading society) yang mendorong kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan inovasi sebagai fundamen bagi sebuah bangsa berkemajuan.

Oleh karena itu, menurut Ikapi, Kemendikdasmen perlu memperkuat fungsi dan kapasitas lembaga perbukuan yang menangani perbukuan dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri sesuai amanat UU No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan.

Kemendikdasmen juga perlu mengambil inisiatif dalam mengoordinasikan upaya-upaya pemerintah di tingkat pusat dalam penyehatan ekosistem perbukuan dan bekerja untuk semua kategori buku tanpa kecuali, dari buku ajar di sekolah hingga buku umum, sosial, fiksi, religi, dan lain-lain dengan keyakinan bahwa semua kategori buku pada dasarnya memiliki fungsi pendidikan.

Selain itu, Ikapi berharap agar Kemendikdasmen mengaktifkan kembali Gerakan Literasi Sekolah maupun Gerakan Literasi Nasional. Kegiatan itu berupa membaca dan penyediaan bahan bacaan yang menarik minat baca di sekolah maupun luar sekolah, serta meningkatkan akses terhadap bahan bacaan dengan memperbaiki kondisi perpustakaan di sekolah maupun luar sekolah.

Baca juga: Tentang Sastra Masuk Kurikulum: Tidak Semua Karya Sastra Cocok untuk Anak dan Pelajar

Ketua Umum Ikapi juga meminta Kemendikdasmen memberikan kesempatan yang adil kepada industri penerbitan nasional untuk memasok buku-buku yang diperlukan oleh siswa dan perpustakaan sekolah, serta melibatkan Ikapi dalam penyusunan kebijakan pendidikan yang memerlukan buku dan atau bahan bacaan lainnya maupun dalam gerakan-gerakan literasi.

Kemendikdasmen diharapkan mempercepat dan mempermudah proses pengadaan dan distribusi buku-buku dalam program Sastra Masuk Kurikulum. Terkait hal ini, Ikapi berharap Kemendikdasmen menyesuaikan petunjuk teknis, standar operasi, persyaratan, dan ketentuan penyaluran buku ke sekolah-sekolah atau siswa, misalnya terkait penilaian dan penetapan HET, dengan mempertimbangkan perubahan ekosistem di era digital dan kesinambungan usaha penerbitan. Ikapi juga meminta Kemendikdasmen untuk mempercepat dan mempermudah proses penilaian buku teks maupun nonteks untuk kebutuhan siswa dan sekolah dengan mendistribusikan sebagian kewenangan penilaian buku ke dinas pendidikan di daerah.

Baca juga: Story Market IIBF 2024: Jalan untuk Alih Wahana ke Bidang Industri Kreatif Lain

Dalam hal pelaku perbukuan, Ikapi menyampaikan harapan agar Kemendikdasmen memperkuat kapasitas para pelaku perbukuan dan mendukung penyelenggaraan kegiatan pelaku perbukuan yang terkait dengan literasi seperti kegiatan pameran buku di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu juga memerhatikan kebutuhan akan jenis buku cetak dengan pertimbangan keterjangkauan dan keefektifan penggunaannya sekaligus memberikan peta jalan yang jelas dalam penyelenggaraan pendidikan era digital.

Terakhir, Ikapi menyampaikan saran agar Kemendikdasmen menyediakan informasi lebih awal bagi setiap perubahan kebijakan maupun pemberlakuan ketentuan baru terkait buku sehingga memberikan waktu yang cukup bagi penerbit untuk menyesuaikan buku-buku terbitannya.

Sementara itu, Mendikdasmen yang ditemani oleh beberapa pejabat di lingkungan Kemendikdasmen mengaku senang atas kunjungan para pengurus Ikapi. Ia  menegaskan kesediaannya untuk bekerja sama dan menerima masukan dari Ikapi. Ia mengaku cemas dengan kemunduran dunia perbukuan yang ditandai dengan tutupnya sejumlah toko buku besar, meskipun hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia.

Menteri Abdul Mu’ti pun menceritakan kegemaran dan kecintaannya terhadap buku sejak lama. Salah satu hobi yang ia lakoni hingga saat ini adalah membeli buku, khususnya saat sedang berkunjung ke luar negeri. Menurutnya, harus ada upaya bersama supaya buku menjadi bagian dari budaya. Harus ada usaha untuk membangun reading society bahkan memimpikan kehadiran gedung yang bisa dipenuhi dengan buku.

Menteri yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muhammadiyah ini juga mencatat  kemampuan baca anak-anak yang rendah, termasuk kondisi perpustakaan sekolah memprihatinkan. Buku-buku di Indonesia juga relatif mahal, jika dibandingkan dengan India dan China. Dalam pengamatannya juga, banyak buku anak-anak yang tidak mendidik dan cerita yang tidak logis. Menurutnya, buku cerita anak itu harus logis dan futuristik. Ia juga mendukung langkah untuk memperbanyak buku fiksi dalam rangka sastra masuk sekolah.

Di akhir pertemuan, kedua pihak sepakat untuk bekerja sama memajukan dunia literasi dan perbukuan nasional agar terwujud masyarakat membaca di Indonesia. []

Baca juga: Pembajakan Buku Dapat Membunuh Energi Kreativitas Insan Perbukuan
Baca juga: Peraih Ikapi Awards 2024