
Foto: Suara Merdeka
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menyelenggarakan program Mudik Asyik Baca Buku (MABB) 2025. Kegiatan ini akan berlangsung pada 26–27 Maret 2025 di berbagai titik keberangkatan mudik, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, dan Bandara Halim Perdanakusuma.
Rangkaian acara dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. pada 26 Maret 2025 di Stasiun Senen. Turut hadir Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah; Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. E. Aminuddin Aziz, Ph.D, M.A.; Kepala Pusat Perbukuan, Supriyatno; Ketua Umum Ikapi, Arys Hilman; serta perwakilan penerbit, lembaga, dan komunitas.
Dalam sambutannya, Mendikdasmen mengatakan bahwa budaya membaca dan menulis harus dibangun dan ditingkatkan bagi seluruh masyarakat. “Kita tahu arti penting membaca yang dapat meningkatkan wawasan,” katanya. “Membaca juga akan membuat suasana mudik menjadi lebih menyenangkan.”
Dalam edaran pers, Badan Bahasa menjelaskan fokus utama program MABB adalah menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan menarik serta edukatif bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jauh. Pengalaman menarik membaca buku bermutu diharapkan akan menjadi pengalaman yang mengesankan dan menjadi kenangan bagi anak-anak serta akan meningkatkan minat baca dan aktivitas literasi.
Baca juga: Kementerian Kebudayaan Bentuk Tim Promosi Karya Sastra di Luar Negeri
Menurut Badan Bahasa, berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, banyak orang tua memberikan ponsel kepada anak-anak mereka selama perjalanan untuk mengatasi kebosanan. Namun, kurangnya kontrol terhadap konten digital menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, dengan program ini diharapkan buku menjadi alternatif hiburan yang lebih edukatif dan berkualitas.
Badan Bahasa menyediakan 20.000 buku untuk anak-anak dan masyarakat umum di gerai baca yang tersebar di enam lokasi titik mudik. Buku-buku tersebut merupakan terbitan Badan Bahasa juga sumbangan dari penerbit-penerbit yang berada di bawah naungan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), percetakan buku, serta komunitas literasi.
Baca juga: Menekraf Berkomitmen Mendukung Subsektor Penerbitan dan Penyelenggaraan IIBF 2025
Baca juga: IIBF 2025: Menguatkan Diri sebagai Poros Industri Kreatif dan Terus Berupaya Menciptakan Masyarakat yang Reading Society