Acara diiselenggarakan pada,
Hari/Tanggal: Senin, 18 Januari 2021
Waktu: Pkl. 13:45 – 16:30 WIB
Jumlah peserta: 185 orang
Asal peserta: Perwakilan KBRI dan KJRI dari seluruh dunia dan beberapa perwakilan organisasi dari subsektor-subsektor ekonomi kreatif di Indonesia.
Nama acara: Creative Year Talks #1: Menyambut Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan
Pengisi acara: Welcoming Remarks
Mr. Hari Prabowo, Director for Trade, Commodity, and Intellectual Property
Keynote Speech:
H.E. Febrian A. Ruddyard
Director General of Multilateral Cooperation, Ministry of Foreign Affairs
“Meaningful and Impactful Implementation of the International Year on Creative Economy for Sustainable Development”
Panel Discussion: Strengthening International Cooperation on the Creative Economy Sector
Opening by Moderator: Mr. Sonny Rustiadi, Ph.D,
Student Affairs Director, SBM ITB / G-CINC
Speakers:
1. Dr. Dina Dellyana – G-CINC Coordinator and Director Business Incubation, SBM ITB
“G-CINC as a Global Cooperation Platform in the Creative Economy Sector.”
2. Mr. Grahadea Kusuf, MBA – CEO Kuassa, Head of Startup Bandung Community
3. Ms. Susannah Tantemsapya – Founder & Executive Director, Creative Migration Thailand
4. Mr. Hugh Moffatt – Country Director, British Council Indonesia
Respondent: H.E. Umar Hadi, Ambassador of the Republic of Indonesia for the Republic of Korea
Concluding Remarks:
Mr. Wisnu Bawa Tarunajaya
Deputy for Resources and Institutions, Ministry of Tourism and Creative Economy Indonesia
Rangkuman isi acara:
Latar belakang diadakannya webinar ini adalah dalam rangka menyambut International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021 yang digagas oleh PBB. Gagasan PBB ini disambut baik oleh Kementerian Luar Negeri yang turut berperan serta dalam memajukan isu-isu ekonomi.
Diawali dengan dibentuknya forum Friends of Creative Economy (FCE) yang merupakan sebuah platform diskusi para pemangku kepentingan internasional di bidang ekonomi kreatif. Platform ini diluncurkan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 2018 yang lalu dan bertemu sebanyak satu tahun sekali. FCE merupakan bukti komitmen kuat Kementerian Luar Negeri untuk memajukan isu-isu ekonomi. Dalam pertemuan FCE tahun 2019 tahun lalu dibentuklah Global Center of Excellence in International Cooperation and Creative Economy (G-CINC), yaitu sebuah badan yang rencananya akan berfungsi sebagai pusat pengembangan ekonomi kreatif untuk skala nasional dan internasional.
G-CINC akan menawarkan berbagai macam program bagi seluruh penggiat ekonomi kreatif baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Adapun program yang ditawarkan, antara lain pelatihan, pengembangan produk, dan riset. G-CINC diharapkan dapat mengembangkan 16 sub-sektor ekonomi kreatif Indonesia.
1. Dr. Dina Dellyana
Dalam diskusi panel Dr. Dina Dellyana,
G-CINC Coordinator and Director Business Incubation, SBM ITB, memamparkan visi dan misi G-CINC (isi lengkap presentasi terlampir) yang pada intinya ingin menjadikan G-CINC sebagai pusat riset, perkembangan, akselerasi, dan kerja sama internasional yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif.
Dalam memberikan dukungan dan bantuan, G-CINC memiliki kriteria target dan pesertanya adalah para seniman, perusahan-perusahaan rintisan, dan merk-merk usaha yang sedang berkembang.
Ada pun dukungan-dukungan yang diberikan oleh G-CINC berupa peralatan, digital learning, instruktur, pelatihan, konsultasi, dan lain-lain yang menjadi kebutuhan.
2. Mr. Grahadea Kusuf, MBA
CEO Kuassa, Head of Startup Bandung Community
Dalam presentasi yang kedua oleh Grahadea Kusuf, dipaparkan mengenai Startup Bandung Community yang memberikan kesempatan kepada pendiri perusahaan rintisan untuk memperluas jaringan, berbagi, dan berkontribusi untuk masyarakat yang lebih luas dengan kekuatan kolektif dari kerja sama sesama anggota komunitas.
3. Ms. Susannah Tantemsapya
Founder & Executive Director, Creative Migration Thailand
Dalam presentasinya, Susannah membagi strategi-strategi Thailand dalam partisipasinya untuk International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021 yang saat ini sedang dinegosiasikan di Markas Besar PBB di New York. Yaitu dengan memberi
dukungan kepada sektor-sektor kreatif dan membentuk jaringan yang kuat bagi para pelaku, stakeholder, dan pihak-pihak terkait lainnya.
4. Mr. Hugh Moffatt
Country Director, British Council Indonesia
Dalam presentasinya, Hugh Moffatt memaparkan mengenai hubungan kerja sama yang sudah terjalin antara Inggris dan Indonesia, terutama dalam bidang seni dan ekonomi kreatif. Bebrapa kegiatan yang sudah dijalankan di antaranya mengembangkan creative hubs, mengembangkan ekonomi yang inklusif dan kreatif, mengadakan survei lapangan, dan menjadi penghubung antara seniman di dunia dengan organisasi-organisasi seni di Inggris.
H.E. Umar Hadi, Ambassador of the Republic of Indonesia for the Republic of Korea, menanggapi keempat panelis dengan memaparkan post-pandemic ‘geoculture’. Isi paparannya adalah mengenai 3 faktor dalam geoculture, yaitu (1) The people, (2) The culture, dan (3) The other stuff. Faktor ketiga ini terdiri atas 3M+1T (Money, Market, Media & Technology).
Umar Hadi juga menjelaskan bahwa saat ini pusat dunia sudah terbagi di beberapa titik, tidak lagi 1 titik mempengaruhi seluruh dunia seperti era sebelum teknologi maju ini, ia menyebutnya dengan multipolar world yang terdiri atas Eropa, Amerika, dan Cina. Negara yang tidak disebutkan bersama-sama menjadi “The rest”.
-Disusun oleh Wedha Stratesti Yudha perwakilan Ikapi Pusat